Alokasi Aset Stratejik vs Taktis, Pilih Mana?

Alokasi Aset Stratejik vs Taktis, Pilih Mana?

Alokasi aset stratejik dan taktis merupakan beberapa strategi yang sering digunakan untuk mengelola aset investasi. Saat ini, semakin banyak orang yang berminat untuk berinvestasi, apalagi dengan semakin banyaknya instrumen investasi yang bisa kamu pilih. Misalnya saja, investasi saham yang sedang digandrungi oleh banyak orang.

Bagi para investor pemula, perlu diketahui bahwa pergerakan pasar modal tidak bisa kita tebak dengan pasti jadi kemampuan yang dibutuhkan bukan hanya menebak pergerakan harga, tapi juga bagaimana cara mengelola saham dengan baik. Itulah mengapa ada beberapa strategi yang bisa kamu pilih untuk mengelola aset.

Dari sekian banyaknya strategi, mungkin kamu sudah mengenal alokasi aset taktis dan stratejik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda jadi sering dijadikan bahan pertimbangan. Sebelum melangkah lebih jauh untuk memahami strategi tersebut, ada baiknya jika kita mengetahui apa yang dimaksud dengan alokasi aset investasi.

Baca Juga :  Manfaat Investasi Reksadana, Cocok untuk Investor Pemula

Pengertian Alokasi Aset yang Perlu Diketahui

Alokasi aset merupakan strategi investasi yang dilakukan dengan membagi porsi investasi saham sesuai toleransi risiko, tujuan investasi maupun horison investasi. Tujuan dari alokasi aset adalah menyeimbangkan risiko dan imbal hasil yang didapatkan agar kerugian yang dialami tidak terlalu besar meski harus mengorbankan potensi keuntungan berinvestasi.

Setelah kamu yakin memilih saham sebagai instrumen investasi, tentu kemampuan pengelolaan portofolio sangatlah diperlukan. Apalagi dengan kondisi pasar yang tidak menentu, terkadang bersahabat dan terkadang tidak. Maka kamu harus bisa mempertimbangkannya dengan baik, misalnya dengan melakukan strategi alokasi aset stratejik maupun strategi alokasi aset taktik.

Baca Juga :  Kenali Beragam Jenis Investasi Reksadana yang Bisa Dicoba

Strategic Asset Allocation yang Harus Diperhitungkan

Strategi satu ini memiliki prinsip komposisi dasar portofolio yang harus diperhitungkan. Prinsip ini mengharuskan kamu memadukan berbagai sektor saham secara proporsional menurut expected return atau tingkat imbal hasil yang diharapkan, misalnya sektor keuangan sebesar 30%, sektor infrastruktur 20%, dan seterusnya sesuai dengan tujuanmu dalam berinvestasi.

Strategi alokasi aset stratejik melibatkan rebalancing portofolio agar tujuan panjang tercapai, mengingat kondisi pasar terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya pada saat ini saham dari sektor keuangan yang melaju pesat, sedangkan beberapa bulan ke depan tren saham berbeda maka kita harus bisa mengantisipasinya.

Tactical Asset Allocation yang Melibatkan Berbagai Asset Class

Strategi ini memiliki pengelolaan portofolio secara aktif yang melibatkan berbagai asset class untuk meningkatkan keuntungan karena sektor yang dipilih sedang tren atau menonjol. Seperti yang kita tahu bahwa kondisi pasar tidaklah menentu dan sektor yang unggul pada periode waktu tertentu mungkin berbeda dari sebelumnya.

Baca Juga :  5 Cara Menghemat Pengeluaran Sehari Hari yang Bikin Ekonomi Sehat

Kamu bisa memanfaatkan momen ini untuk mengambil peluang mendapatkan keuntungan lebih besar. Strategi taktik ini bisa dibilang cukup aktif karena bisa mengembalikan komposisi portofolio ke komposisi yang sudah ditentukan dalam strategi alokasi aset stratejik. Namun,, strategi ini lebih cocok untuk investasi dengan keuntungan jangka pendek.

Hubungan antara Stragetic dan Tactical

Kedua strategi ini ternyata memiliki hubungan satu dengan lainnya yang harus kamu ketahui agar bisa memanfaatkan keduanya secara efektif. Pada dasarnya, investor membutuhkan deviasi jangka pendek secara taktis untuk mengambil peluang keuntungan yang tidak biasa. Itulah mengapa diperlukan market timing dalam pengelolaan portofolio investasi saham.

Baca Juga :  5 Cara Menabung Uang Jajan 5000 yang Tidak Membosankan

Strategi taktik yang cenderung aktif membuat investor harus bisa melihat kapan peluang jangka pendek yang bisa diambil. Sayangnya, pada kondisi tertentu kita melewatkan momen tersebut dan di sinilah strategi alokasi aset stratejik dilakukan untuk mengembalikan komposisi porotoflio dengan jangka panjang sampai harganya kembali naik.

Pilih Aset yang Sesuai dengan Keinginan

Setelah mengetahui mengetahui pengertian masing-masing strategi, tentu kamu akan dibingungkan dengan strategi mana yang paling menguntungkan? Pada dasarnya, strategi terbaik bisa didapatkan jika kamu mengetahui tujuan berinvestasi, apakah jangka panjang atau jangka pendek. Begitu juga dengan kemampuan berinvestasi yang dimiliki agar bisa disesuaikan dengan strategi.

Baca Juga :  Mengapa Harus Menggunakan Aplikasi Investasi yang Diawasi OJK?

Jika kamu ingin mendapatkan keuntungan dalam waktu dekat, maka investasi jangka pendek akan lebih tepat dengan memilih taktik. Namun, jika kamu ingin berinvestasi dalam jangka panjang maka stratejik bisa menjadi pilihan yang tepat. Keduanya bahkan bisa digunakan secara bersamaan dalam kondisi dan situasi tertentu.

Jadi, bagi kamu tidak perlu bingung untuk menentukan ingin melakukan strategi yang pertama atau kedua karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan berbeda. Tinggal kamu lebih mendalami apa tujuan dalam berinvestasi dan kemampuan yang dimiliki sehingga bisa menentukan apakah lebih cocok alokasi aset stratejik atau taktik.