Usaha gas elpiji merupakan salah satu usaha yang memiliki keuntungan menggiurkan. Namun, sebelum memulainya, resiko usaha gas elpiji perlu diketahui terlebih dahulu, sehingga antisipasi yang tepat bisa dilakukan. Seperti yang diketahui, kini masyarakat Indonesia sudah banyak yang beralih untuk menggunakan gas elpiji setelah sebelumnya menggunakan minyak tanah dan arang. Jadi, bisa dibilang jika bisnis gas elpiji ini memiliki peluang yang besar.
Membuka bisnis gas elpiji akan memudahkan warga sekitar mendapatkan gas untuk menyiapkan makanannya. Adanya resiko tersebut tidak menutup kemungkinan untuk seseorang membuka sebuah usaha. Sebaliknya, resiko tersebut harus diketahui oleh banyak orang baik penjual maupun pembeli gas elpiji agar dapat memiliki cara mencegahnya. Langsung saja resiko usaha gas elpiji yang masih jarang diketahui, berikut ini:
1. Mengancam Keselamatan Nyawa
Tidak sedikit orang yang mengetahui bahwa gas elpiji bisa mengancam nyawa seseorang jika terjadi kerusakan. Hal ini harus ditanggung oleh penjual gas elpiji yang kurang memperhatikan kondisi fisik gas tersebut. Untuk itu maka penjual harus memperhatikan dan juga selalu menjauhkan hal-hal yang yang dapat menimbulkan bahaya tersebut.
Langkah pencegahan yang harus dilakukan adalah menjauhkan tempat usaha dari panasnya matahari secara langsung. Cara lainnya adalah meletakkan gas elpiji di bagian dalam toko yang terhindar dari matahari dan juga api.
2. Modal yang Cukup Besar
Mengeluarkan modal yang cukup besar merupakan salah satu resiko usaha gas elpiji bagi seseorang yang memiliki modal kecil. Untuk mengatasi hal ini maka penjual dapat menabung terlebih dahulu sebelum melakukan usaha tersebut. Modal yang dikeluarkan tersebut bisa diminimalisir dengan menyediakan stok yang bertahap.
3. Proses Distribusi Kurang Lancar
Ketika seseorang ingin melakukan usaha gas elpiji ada resiko yang harus ditanggung yaitu proses distribusi kurang lancar. Hal ini disebabkan oleh pihak distribusi yang memiliki kendala ketika pengiriman terkait cuaca maupun kendaraan yang digunakan. Alhasil, penjual tidak memiliki stok saat ramainya pembeli.
Resiko ini dapat diatasi dengan melakukan pemesanan dari jauh-jauh hari ketika stok akan habis. Jika terjadi terus-menerus, distribusi yang kurang lancar bisa menyebabkan pengusaha kehilangan pelanggan karena beralih ke toko lain yang selalu ada.
4. Kerusakan Tabung Gas
Proses distribusi gas elpiji dari suatu tempat ke tempat lainnya memiliki risiko yakni dapat merusak fisik tabung gas. Adanya kerusakan ini membuat penjual merasa rugi karena tidak ada pembeli yang akan menginginkannya. Jika hal ini terjadi maka penjual harus segera menukar dengan tabung gas yang masih memiliki fisik bagus.
5. Minimnya Minat Pembeli
Masih ada resiko usaha gas elpiji yang akan dialami penjual yaitu tidak memiliki pembeli karena toko yang sepi. Jika hal ini terjadi maka penjual dapat menyediakan berbagai jenis sembako maupun kebutuhan pokok lainnya di dalam toko. Untuk meminimalisir sepinya pembeli maka penjual dapat menarik pembeli dengan berbagai keunggulan lainnya yaitu menyediakan stok dan produk lainnya.
6. Proses Bongkar Muat Mengganggu Tetangga
Ada resiko yang harus dihadapi oleh penjual gas elpiji yaitu proses bongkar muat yang sangat mengganggu tetangga akibat suaranya yang berisik. Hal ini tidak hanya terjadi pada satu tokoh melainkan hampir seluruh tokoh mengalami kebisingan dari bongkar muat tersebut. Untuk antisipasinya maka penjual dapat melakukan bongkar muat dengan mengoper nya dari satu orang ke orang lainnya.
Itulah resiko usaha gas elpiji yang harus diketahui sebelum memulai bisnis tersebut agar dapat melakukan antisipasi. Gas elpiji memiliki banyak peminat karena semua orang membutuhkan kompor api untuk memasak. Selain itu harganya murah bagi masyarakat yang memiliki perekonomian rendah. Penjual harus memikirkan resiko yang ada agar tidak terjadi hal yang merugikan.