Bisnis di bidang fashion memang sangat menggiurkan karena peminatnya juga begitu banyak. Salah satu produk fashion yang bisa dijadikan sebagai peluang bisnis adalah jilbab. Kali ini akan dibahas lebih jauh mengenai analisis usaha jilbab serta kendala apa saja yang mungkin akan ditemui dalam bidang usaha ini.
Analisis Usaha
Bisnis jual jilbab dapat dijadikan pilihan karena produk ini tergolong laris di pasaran. Mengingat jumlah wanita pemeluk agama Islam juga cukup tinggi sehingga produk ini sudah pasti akan selalu dibutuhkan. Berikut adalah analisis usaha jilbab sebagai panduan untuk menjalankan usaha ini:
1. Perhitungan Modal
Jika membahas modal, besarnya memang akan sangat fleksibel melihat besar kecil skala bisnis yang akan dijalankan. Untuk jenis bisnis jilbab yang ingin dijual secara offline di toko maka bisa disiapkan modal sebesar Rp30.000.000,00. Modal ini dapat dialokasikan untuk menyewa toko, membeli etalase, lemari, meja, dan bahan baku jilbab yang akan dijual.
Sementara itu apabila bisnis jilbab akan dilakukan secara online maka modal yang dibutuhkan bisa lebih kecil. Alokasi modal bisa difokuskan untuk mendapatkan jenis peralatan lain. Modal yang dibutuhkan bisa kurang dari Rp5.000.000,00 apabila bisnis ingin dilakukan dengan metode online.
2. Biaya Produksi
Selanjutnya ada biaya produksi yang juga harus diperhitungkan. Tergantung pada jenis produk yang ingin dijual. Apakah ingin menjual produk jilbab yang memang sudah jadi atau ingin memproduksi sendiri. Untuk jenis bisnis jilbab kecil-kecilan maka biaya produksi bisa ditetapkan dengan jumlah Rp5.000.000,00. Biaya ini bisa digunakan untuk membeli produk jilbab grosir.
Sementara itu jika ingin memproduksi jilbab sendiri maka biaya produksinya mungkin akan jauh lebih banyak. Dana Rp10.000.000,00 dapat dialokasikan untuk membeli bahan serta proses produksi. Namun biaya ini akan dipengaruhi oleh jenis bahan dan ukuran kerudung yang akan dibuat.
3. Estimasi Pendapatan
Saat membuat analisis usaha jilbab, maka perlu diperhitungkan juga estimasi pendapatan yang akan diperoleh. Perhitungan ini tentu tidak bisa dibuat secara pasti karena akan dipengaruhi banyak hal. Mulai dari harga jual produk, jumlah barang yang terjual, dan lain sebagainya.
Mari buat perkiraan, misalnya jilbab yang terjual mencapai 5 pcs setiap hari. Hitung saja dalam waktu satu bulan ada 150 jilbab yang terjual. Harga satu jilbab katakanlah Rp50.000,00. Dengan begitu omset yang didapatkan adalah sebagai berikut:
150 x 50.000 = 7.500.000
Ini merupakan omset atau penghasilan kotor. Sementara itu untuk penghasilan bersihnya digunakan rumus omset – biaya produksi. Misalkan biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp5.000.000,00 maka keuntungan bersih yang didapat adalah Rp2.500.000,00 per bulan.
4. Strategi Marketing
Sangat penting untuk merencanakan strategi marketing sedini mungkin saat ingin menjalankan usaha. Bisnis jilbab ini bisa mendatangkan keuntungan besar jika diterapkan strategi marketing yang tepat. Gunakan media sosial dan marketplace untuk memasarkan produk. Pelajari ilmu digital marketing agar promosi produk bisa dijalankan secara efektif dan menjangkau lebih banyak calon konsumen.
5. Waktu Balik Modal
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal? Tentu hal ini sangat bervariasi tergantung pada berapa banyak jumlah produk yang bisa terjual. Itulah mengapa sangat penting untuk menerapkan strategi marketing yang tepat. Pelaku usaha pun bisa membuat target kapan harus balik modal. Target ini nantinya bisa dijadikan motivasi dalam penjualan produk.
Itulah analisis usaha jilbab yang dapat dijadikan referensi. Bisnis ini sebenarnya sangat menjanjikan namun perlu diingat bahwa jumlah pesaingnya sangat banyak. Usahakan untuk membuat produk yang kreatif dan utamakan kualitas demi kepuasan pelanggan.