Di dalam akuntansi terdapat beberapa istilah seperti Aktiva dan Pasiva yang merupakan komponen penting dalam perusahaan. Nilai yang terkandung dalam aktiva maupun passive pun berbeda. Namun, kali ini tidak membahas apa perbedaan dari keduanya melainkan mengenai penyusutan aset tetap. Penyusutan atau depresiasi aset tetap merupakan salah satu bagian dari aktiva tetap.
Metode Penghitungan Penyusutan Aset Tetap yang Benar
Nilai aset dapat turun apabila suatu barang atau mesin sudah dipakai dalam perusahaan, misalnya alat-alat elektronik, mesin-mesin dll. Ada juga aset tetap yang selalu mengalami kenaikan dalam periode-periode tertentu misalnya tanah dll. Untuk menghitung penyusutan atau depresiasi aset tetap dapat menggunakan beberapa cara atau metode yang digunakan. Berikut beberapa metode penyusutan aset tetap:
1. Straight Line Depreciation/ Penyusutan Garis Lurus
Dalam penghitungan penyusutan aset menggunakan metode ini merupakan metode umum dan paling sederhana. Metode penyusutan garis lurus digunakan pada penghitungan aktiva fungsional misalnya bangunan, peralatan kantor dll.
Terdapat dua rumus dalam metode garis lurus yaitu rumus dengan nilai sisa dan tanpa sisa. Rumus menghitung menggunakan nilai sisa yaitu penyusutan sama dengan harga perolehan dikurangi nilai sisa, lalu dibagi dengan umur ekonomis. Sementara, menghitung tanpa sisa menggunakan rumus penyusutan sama dengan harga perolehan dibagi dengan umur ekonomis.
2. Double Declining Balance atau PEnyusutan Saldo Menurun
Penghitungan penyusutan aset tetap dapat juga menggunakan metode penyusutan saldo menurun. Dalam hal ini, penyusutan dihitung berdasarkan persentase dari harga buku saat tahun tersebut. Besaran dari presentasi tersebut dua kali dari persentase garis lurus.
Untuk menghitungnya dapat dengan cara penyusutan sama dengan 100 persen dibagi umur ekonomis dikalikan dua kemudian kalikan dengan harga perolehan nilai sisa. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh penyusutan dari aset tetap.
3. Method Sum of The Years Digit
Dalam metode penyusutan jumlah angka tahun merupakan metode penyusutan yang berdasarkan jumlah tahunnya. Konsepnya sama seperti penyusutan saldo menurun, namun pada penyusutan jumlah angka tahun dipercepat. Berdasarkan pada biaya perawatan dan perbaikan aktiva tergantung dari usia aktiva tetap.
Nilai penyusutan pada periode tertentu akan di seimbangi dengan meningkatnya biaya perawatan dan perbaikan. Rumus penggunaannya yaitu depresiasi atau penyusutan sama dengan sisa usia penggunaan dibagi jumlah angka tahun kemudian dikalikan dengan harga dari perolehan nilai sisa barang. Dengan itu akan di dapat hasil dari penyusutan dan memiliki jurnal yang sama seperti metode garis lurus dan saldo menurun.
4. Service Hours Method atau Depresiasi Satuan Jam Kerja
Penghitungan penyusutan aset tetap selanjutnya dapat menggunakan service hours method. Dalam pemikiran depresiasi satuan kerja berdasar pada menurunnya nilai suatu aset akibat dari lama jam dari aset aktiva tetap yang digunakan dalam perusahaan.
Jadi, penyusutan disini diakibatkan dari masa pakai bukan dari lamanya waktu aset Ketika beroperasi. Rumus yang digunakan yaitu biaya penyusutan per tahun sama dengan jam kerja yang dicapai di kali dengan tarif penyusutan yang dibagi jam.
5. Productive Output Method atau Metode Satuan Hasil Produksi
Dalam beban penyusutan ini menghitungnya berdasarkan dengan jumlah satuan produk yang bisa dihasilkan dalam periode tersebut. Metode ini mengalokasikan biaya dengan berdasar pada proporsi dari pemakaian aset, dan diperlakukan sebagai beban variabel. Jadi, metode ini termasuk dalam kategori penyusutan di dasar pada faktor penggunaan. Beban penyusutan per tahun sama dengan jam satuan produk yang dikali dengan tarif penyusutan per produk.
Itulah metode penghitungan penyusutan aset tetap yang perlu diketahui. Namun, perlu diperhatikan sebelum melakukan perhitungan, maka harus mengetahui terlebih dahulu bisnis atau usaha apa yang dijalankan. Supaya dapat menghitung penyusutan dalam aktiva tetap dengan metode yang tepat.